Senin, 01 November 2010

LELAKI TANPA NURANI
Posted 02-11-2010 12:53
Risma Budiyani


Hari itu tanggal 26 Oktober 2010. Saya memaksakan diri untuk bangun di pagi hari, setelah semalaman suntuk saya tidak benar-benar terlelap. Entah mengapa perasaan saya sedemikian resahnya. Aneh! Tidak seperti malam-malam sebelumnya yang biasanya saya langsung tersungkur dan terlelap. Padahal seharusnya semalam menjadi malam terlelap saya. Setelah mengalami macet terparah di Jakarta sepanjang tahun 2010. Hujan deras sepanjang Senin menyebabkan banjir di hampir semua titik di Jakarta. Dan banjir menjadi alasan utama dari kemacetan terparah.
Saya mengabaikan alarm pertama saya tepat pukul 5.00, sambil terus berusaha memejamkan mata. Dan alarm kedua saya tepat pukul 5.30 mau..
(Read More)
Soeharto Pahlawan? (rindu masa lalu atau putus asa masa kini?)
Posted 03-11-2010 00:02
Indra Maulana
Mengkontroversikan secara berlarut-larut gelar Pahlawan bagi (alm) Soeharto memang hanya akan menjadi hal yang buang-buang waktu dan sia-sia. Pandangan ini saya pikir benar, karena dengan ukuran atau skala prioritas, masih banyak isu atau agenda bangsa yang perlu digarap lebih serius. Apalagi akhir-akhir ini, banyak sekali masalah sosial, hukum, keamanan yang seperti terbengkalai akibat totalnya negeri ini mengurusi bidang politik. Selain itu toh, meski dapat gelar pahlawan, saya yakin sejarah tetap mencatat lebih besar sisi kelam dan kediktatoran (alm) soeharto.



Namun akan sangat salah juga jika pandangan di atas dijadikan pembenar kalau tidak kita ulas sama sekali usulan itu. Memang tidak ada keuntungan secara materi bagi keluarga Soeharto ketika gelar pahlawan itu disematkan. Namun tentu akan menjadi sebuah catatan bahwa begitu mudahnya gelar pahlawan didapat. Jika benar gelar pahlawan itu disematkan ke (alm) Soeharto tentu ini menjadi semacam 'preseden'. Memang kementrian terkait punya syarat-syarat tersendiri untuk memberikan gelar itu kepada seseorang, tetapi pertanyaannya, apa yang khusus dan istimewa dari (alm) Soeharto sehingga bisa dinyatakan layak disebut pahlawan?



(PELUPA)

Banyak sekali yang menyebut bahwa seluruh pembangunan yang kita nikmati saat ini adalah hasil kerja keras beliau. Pembangunan yang kita rasakan ini adalah upaya beliau memimpin negeri selama 32 tahun. Stabilitas politik dan keamanan ada di rezim beliau.

Wow! alasan-alasan itulah yang mencengangkan saya. Bagaimana bisa kita menepiskan fakta-fakta lain di luar alasan-alasan itu? Bagaimana bisa kita melupakan fakta bahwa di balik niat membangun itu ada unsur Korupsi? Bagaimana kita bisa pura-pura tidak ingat bahwa membangun gedung ini-itu sebagai topeng untuk melakukan Nepotisme. Bagaimana kita tega melupakan fakta bahwa dalam menciptakan stabilitas keamanan itu banyak sekali pelanggaran HAM dilakukan? Lalu apa kita juga ga mau ambil pusing mengingat bahwa saat itu politik bisa adem ayem karena memang dibungkam, DPR cuma paduan suara, partai cuma pengekor dan dikucilkan, dan pastinya tidak ada ruang dimana..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar